Kita adalah sepasang punggung yang dipisahkan jarak
Lengan-lengan yang meronta, meraung dan mencakar rindu;
Mengutuk kesendirian
Katamu, kita adalah sepasang hati yang kuat saat saling mendekap
Namun, bagaimana bisa kau menganggapku seperti itu?
Setelah waktu berlalu, di kota yang sama, nyaliku tak pernah berani menggerakkan kakiku untuk menemuimu
Kita adalah sepasang hati yang kalah oleh rindu dan kobar perasaan-perasaan itu padam oleh jarak.
Jika nanti kamu kembali menemukan lelaki pemberani yang lain, maka kabarkan kepadaku berita bahagiamu lewat secarik surat undangan yang kau tuliskan namaku dan partner.