Rabu, 24 Oktober 2012

Lelaki Yang Jatuh Cinta Pada Luka

Senja akhirnya datang juga
Membukakan lembar jendela, yang menghamparkanku pada pemandangan masa lalu

Hari ini adalah hari aku jatuh cinta padamu
Dan dalam ingatanku, waktu tak pernah menjauhkanmu dari pikiranku
Di dalam kepalaku, terdapat secuil ruang yang menjadi kerajaan dimana kau yang menjadi ratu
Menjadi ibu dari setiap puisiku

Sore ini, langit bersinar seperti biasanya
Seperti kemarin atau setahun yang lalu ketika aku jatuh cinta
Tetap sama
Tak ada beda

Aku menjadikanmu sebagai senja kedua di dalam hidupku
Yang tak pernah berubah meski waktu berlalu
Bukan kau yang tak berubah, sebab waktu akan mengubahmu
Tapi tidak dengan kenangan tentang cinta dan luka yang lalu

Tahukah kau, bahwa jatuh cinta adalah pelajaran awal tentang terluka
Dan ketika kau jatuh cinta, kau pun akan jatuh pada luka
Dan pada akhirnya kau akan mencintai luka yang dibuat oleh cinta

Sore ini aku termenung
Dalam benakku, kini kau sedang tertawa riang
Setelah itu airmata menjadi perias, dan tangismu menjadi senangdung pilu yang aku nikmati bersama dengan tangisku

Sore ini berlalu dengan cepat
Dalam sekejap kenangan dirimu semakin merapat
Seiring gelap yang mulai mendekap langit
Gelap makin pekat

Dan ketika cahaya jingga hilang seiring waktu berlalu
Aku tersadar bahwa aku masih jatuh cinta padamu
Meski waktu telah membawa dirimu jauh dariku
Aku tetap jatuh cinta padamu, jatuh cinta pada luka yang kita torehkan bersama di waktu lalu

Senin, 08 Oktober 2012

Berpesta Untuk Diriku

Aku menganggkat gelas tinggi kepada seseorang yang ada di hadapanku. "Selamat, mari kita rayakan semua hal ini," ucapku kepada seseorang dihadapanku yang juga mengangkat gelas sejenis kepadaku. Dia ikut tertawa saat aku juga tertawa.

Seseorang dihadapanku ini hadir menemaniku sejak aku pulang tadi. Dengan setia dia menemaniku dan melakukan gerakan yang sama. Bahkan saat aku mengambil gelas dan mengisinya dengan sampagne seseorang tersebut ikut bersulang untukku.

Aku tertawa, dia tertawa. Seseorang di hadapanku ini melakukan semua hal yang kulakukan. Perlahan aku menangis saat mengingat kembali kejadian sore tadi, dan seseorang tersebut ikut menangis seolah merasakan kesedihan yang sama denganku.

"Mari kita rayakan, sebab patah hati bukan alasan untuk merasa sendirian. Iya kan?" ucapku kepada diriku sendiri yang ada di dalam cermin. Aku berpesta malam ini. Berpesta sampai tak memikirkan akan tidur jam berapa dan tidur dimana. Malam ini akan kulewati dengan pesta, pesta sebuah perpisahan, pesta perayaan untuk sebuah kesendirian, pesta dengan diriku sendiri yang dipantulkan bayangan.

Semoga Kita Bahagia

"Selamat ulang tahun kamu," ucapku pada selembar foto usang. foto diriku dengan seorang lelaki yang menenteng kue ulang tahun, dan  tersenyum sangat bahagia dalam kertas polaroid. Saat itu, aku pun terlihat bergitu bahagia, menikmati sebuah perayaan kecil yang lelaki itu rayakan.

Aku meletakkan foto usang itu di meja. Foto itu adalah foto kekasihku 30 tahun yang lalu, kekasih yang kini menjadi pasangan hidupku, suami yang begitu kucintai dan lelaki terhebat yang selalu menaungiku sejak 28 tahun yang lalu.

"Selamat ulang tahun, Sayang. Semoga kita tetap berbahagia," ucapku kepada lelaki yang ada di dalam foto usang yang tadi kulihat. Kini, senyumnya memang tak selebar dulu, namun hangat yang dipercikan dari senyumannya masih terasa kuat di hatiku.