Minggu, 27 Oktober 2013

Nasehat Ibu Kepada Anaknya

Suatu hari nanti, anakku
Jika tiada lagi tersisa masa kanakmu
Lalu menjadi dewasa dan tua ialah hukum yang tak dapat kau lawan
Ingatlah nasehat ibumu ini:

Kala kau memberikan cinta dan kesetiaan kepada seorang wanita
Dan dia mengkhianatinya
Janganlah kau jadi membenci rasa cinta dan tak setia

Kala kau memberi kepercayaan kepada sahabatmu
Dan ia merusaknya
Janganlah kau menjadi tak percaya kepada orang lainnya

Kala kau berbuat baik dan memberikan ketulusanmu kepada mereka yang membutuhkan
Dan mereka melupakanmu kelak
Janganlah kau menjadi pelit hati dan mengacuhkan orang yang membutuhkan lainnya

Anakku, suatu hari kelak
Kau akan menjadi dewasa lalu menua
Sepasang matamu akan melihat banyak noda
Sepasang tanganmu akan berlumuran kotoran
Sepasang telingamu akan mendengar cacian
Dan hatimu yang satu akan mendapat tikaman

Bila kelak nanti kamu menjadi dewasa lalu menua
Ingatlah anakku
Dulu, kau pernah merasakan masa kanak-kanak yang lepas

Sepasang sayap pernah ada di bahumu
Siap membawamu terbang tanpa takut terjatuh
Tanganmu begitu ringan untuk membantu teman-temanmu yang menangis karena terjatuh
Mulutmu tak pernah pelit mengeluarkan tawa

Kelak, ketika hal itu tiba
Ingatlah nasehat ibu
Tetaplah menjadi kanak-kanak

Sabtu, 19 Oktober 2013

Kepada Dia, Ingin Kusampaikan Hal, Yang Hanya Sanggup Tertuliskan Dalam Kata

Ada yang lebih tak sederhana dari kata-kata
Ialah pikiran yang menolak untuk digetarkan lidah

Aku bukan penyuara ulung
Dan selama ini jemariku lebih tau caranya bekerja daripada lidah
Sebab itu, aku lebih fasih berkata-kata daripada bersuara

Suatu hari di jelang petang yang entah kapan
Di sebuah perempatan lampu merah
Di antara deretan mobil mewah
Aku melihat dia, orang yang hidup dari belas kasihan

Dulu, saat aku masih setia menduduki bangku kayu usang yang enggan diganti
Guruku yang berkacamata dengan sebelah tangkainya yang patah berkata
Untuk apa kenyang apabila hati tak tenang

Aku mengingatnya dengan jelas dan terasa segar
Seperti segelas es jeruk yang kuminum saat ini

Ingin rasanya aku bersuara kepada dia
Orang yang saban hari menjilat ludah dan lidahnya
Bersuara, tak hanya berkata
Mengucapkan kalimat sederhana yang diucapkan guruku yang tak kalah sederhana
Kepada dia, orang yang selama ini menghidupiku, bahwa:
Buat apa kenyang apabila hati tak tenang.