Sabtu, 04 Juni 2016

Tidak Ada New York Hari Ini, Sebuah Kesan-Kesan

Sumber: milik pribadi
Tidak ada New York hari ini. Tidak ada New York kemarin. Aku sendiri dan tidak berada di sini. Semua orang adalah orang lain." - Tidak Ada New York Hari Ini

Suara Nicholas Saputra sebagai Rangga terdengar jelas ketika tiap bait dalam buku puisi ini dibacakan. Aan Mansyur berhasil menghadirkan Rangga dalam puisi-puisi yang termuat dalam buku puisi Tidak Ada New York Hari Ini.

Puisi-puisi yang dimuat berdasarkan hasil seleksi 200 puisi yang dibuat oleh Aan Mansyur ini sukses menghadirkan aroma rindu, kesendirian dan penantian-penantian panjang yang menunggu untuk dituntaskan. Sebuah resah yang tak berkesudahan yang mencoba untuk tetap tabah walau menyiksa.

Tentang seseorang yang berada di tanah yang jauh dan merindukan orang yang dicintainya. Tentang waktu yang berjalan semakin jauh namun selalu ingin kembali ke masa lampau. Tentang ingatan-ingatan yang ingin dilupakan namun urung dan tetap dikenang. Tentang Rangga yang selalu mencintai Cinta.

"Tiap kata yang kau ucapkan selalu berarti kapan. Tiap kata yang aku kecupkan melulu berarti akan." - Bahasa Baru.
"Kadang-kadang, kau pikir, lebih mudah mencintai semua orang daripada melupakan satu orang." - Pukul 4 Pagi.

Ketika membaca buku Tidak Ada New York Hari Ini, saya seperti sedang menyusuri jalan-jalan sunyi yang menolak untuk ditapaki namun tetap harus dilewati oleh Rangga. Tiap jalinan kata yang ada, seperti menuntun diri saya untuk melihat seluruh keadaan dari pikiran lelaki itu. Seolah ingin membuat saya memaklumi alasan-alasan mengapa Rangga baru bisa kembali setelah ratusan purnama seperti dalam cerita film Ada Apa Dengan Cinta 2.

"Ada saat kau menemukan cinta adalah umbi-umbian di lemari pendingin. Mereka tiba-tiba bertunas meskipun sudah lama lupa rupa dan aroma tanah." - Di Depan Lemari Pendingin.

Menurut saya, Aan Mansyur telah berhasil menjelma sebagai Rangga.

Puisi-puisi yang ada benar-benar seperti ditulis oleh Rangga. Dan saya hanyut dalam perasaan-perasaan ingin kembali yang selalu menghantui Rangga. Ketika membaca buku puisi ini sayup-sayup saya mendengar lantunan suara Melly Goeslaw menyanyikan lagu Denting. Perasaan resah dan rindu itu tersampaikan dengan jelas

"Aku ingin istirahat mengingatmu, tapi kepalaku sudah jadi kamar tidurmu jauh sebelum aku mengenal namamu." - Aku Ingin Istirahat. 

Saya menutup buku ini dengan perasaan penuh yang menyenangkan. Membaca puisi-puisi di buku ini membuat saya menulis sebuah puisi dari sudut pandang Cinta: Apa kabar New York Hari Ini?



sumber: milik pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar