Minggu, 25 November 2012

Surat Untuk Guru : Hallo Pak Jidat, Apa Kabarmu?

Hallo Pak Jidat, apa kabarmu sekarang? Semoga Bapak sehat selalu, tetap semangat dan tegas menjurus galak seperti dulu mengajar saya.

Saya ingat pertama kali bertemu Bapak di kelas X. Di mata pelajaran ekonomi yang sebelumnya sangat tidak saya sukai. Pengalaman selama di SMP membuat saya merasa bahwa pelajaran ekonomi sangat membosankan dan membuat saya mengantuk. Saat itu, saya yang sudah setengah tidur, Bapak datangi dan omeli sebab kelakuan saya. Hal yang kemudian saya menjuluki Bapak dengan sebutan Bapak Jidat, sebab jidat anda yang cukup lebar.

Saya pun ingat dengan nilai ulangan pertama ekonomi saya yang bernilai 50, dan Bapak yang dengan gilanya memasukkan saya dalam daftar orang-orang yang akan mewakili sekolah untuk ikut dalam Olimpiade Sains Nasional mata pelajaran Ekonomi. Hal yang menjadi pertanyaan bagi saya; kenapa saya?

Lalu, saya akan selalu ingat bagaimana Bapak memotivasi saya, bahwa saya bisa. Dalam kepala saya, saya selalu teringat kata-kata Bapak. "Kamu nggak perlu menjadi yang paling baik atau nomor satu, selama kamu menjadi bagian yang terbaik, itu sudah cukup. Jalani sebaik-baiknya, dan nikmati, sesulit apapun itu."

Kata-kata itu mampu memenuhi dada saya dengan keoptimisan. Hal yang membuat saya yang masih kelas X menjadi satu-satunya wakil sekolah dalam lomba OSN tahap eliminasi perwakilan DKI Jakarta. Dan ketika terjadi insiden internal yang menyebabkan saya di diskualifikasi dari kompetisi, sebab surat pemberitahuan lanjutan kompetisi untuk saya tak pernah datang kepada saya, Bapak jadi orang pertama yang membesarkan hati saya yang saat itu mentalnya sangat jatuh. Shocked dan sangat kecewa.

Hallo Bapak Jidat, saya turut berduka cita atas apa yang terjadi pada anak pertama Bapak. Maaf saya tak datang untuk ikut ke pemakaman. Semoga Bapak diberi ketabahan dan tetap kuat.

Hallo, Bapak Jidat, melalui surat ini, saya ingin mengucapkan rasa terima kasih saya kepada Bapak. Hal yang sangat saya syukuri mengenal dan dekat dengan Bapak, sehingga banyak yang bilang bahwa saya 'anak kesayangan' Bapak di sekolah.

Saya tak akan lupa bagaimana rasanya tekanan saat menghadapi perlombaan Ekonomi yang kita ikuti, rasa bahagia saat saya memenangi perlombaan, lalu rasa kekecewaan saat kalah tipis dalam skor nilai dalam, saya ingat semua.

Saya juga ingat semua obrolan kita. Dari obrolan yang santai dengan sapaan 'Lo-Gue', obrolan ceria sampai kita tertawa-tawa, hingga obrolan serius-diskusi-debat yang kita lakukan, saya tak akan lupa.

Hallo Bapak Jidat, saya rindu hal itu. Semoga nanti, yang entah tahu kapan, saya ingin menemui kembali Bapak, dan kita akan berbicara banyak tentang banyak hal.

Terima kasih untuk obrolan menyenangkan, pengalaman berkesan, dan pelajaran tentang banyak hal, bukan pelajaran ekonomi saja, selama 3 tahun di SMA. Terima kasih.

-Ps: Muridmu yang sering mengeluh dan protes, Muhamad Hamdani Syamra.

*surat digital untuk Bapak Dede Suherman, guru mata pelajaran Ekonomi dan Akuntansi di SMA Negeri 23 Jakarta. Surat untuk memperingati hari guru.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar