Aku mencari dirimu di antara jalan yang dulu kita lewati
Kenangan, ialah jejak sepatu
Di antara debu yang menyimpan jejak-jejakmu
Waktu ialah yang paling tabah menghadapi keheningan
Aku lebih pintar berkata-kata
Alih-alih bersuara
Dan kamu ialah pemenang dari sunyi yang kita lombakan
Suatu hari, di suatu kota turun hujan
Di sana aku membayangkanmu
Mengadah ke langit, berusaha menampung segala airmata;
termasuk airmaamu sendiri
Cinta tidaklah kekal, kekasih
Yang abadi ialah kenangan
Sebab itu aku selalu mengingatmu
Bahkan setelah cinta itu sudah membunuh dirinya sendiri
Kadang aku membayangkan
Sepasang tangan kita akan dapat menghentikan waktu
Menyisakan sedikit jeda untuk kita sia-siakan bersama
Hanya beradu pandang
Tanpa kata-kata
Tanpa suara
Dan hening menggenapi segala keganjilan diri
Mengisi segala kekosongan dan keomongkosongan
Menjadi suara di antara senyap;
yang ada di hati kita masing-masing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar