Minggu, 10 April 2016

Revie Buku: Koin Terakhir - Yogie Nugraha


Judul: Koin Terakhir
Penulis: Yogie Nugraha
Penerbit: Bentang
Tahun Terbit: Juli, 2013 (Cetakan Pertama)
Harga: Rp. – (lupa)
Jumlah halaman: 287 hal.
ISBN: 978-602-7888-57-9

Blurb:

Sebuah data rahasia milik pemerintah yang disimpan dalam koin berongga dicuri dari Lembaga Sandi Negara. Keamanan nasioanal terancam hancur jika data itu disebarluaskan. Badan Intelejen Negara pun turun tangan. Mereka menugaskan Zen, agen terbaik BIN untuk menuntaskan kasus ini.

Lokasi koin terdeteksi, target pun terkunci. Penugasan yang terdengar sederhana menjelma menjadi malapetakatak terduga, membawa Zen melintasi berbagai negara di Eropa, bahkan mengancam nyawanya. Waktu kian mengimpit, Zen harus bergegas menuntaskan misinya... hanya untuk menemukan bahwa ia berada tepat di tengah konspirasi sebuah organisasi rahasia.

Di tengah gejolak politik dan ekonomi global yang berkecamuk, sebuah skenario besar sudah disiapkan. Bangsa ini tersingkir menjadi orang asing di negeri sendiri. Ketika politik menjadi serupa perang tanpa peluru, batas antara kawan dan lawan semakin membingungkan. Zen pun harus mempertanyakan, siapa sebenarnya musuh mereka?

Review:

Secara keseluruhan, saya menutup buku ini dengan banyak kekecewaan.

1. Pola penulisan yang sangat mengikuti pola novel Deception Point karya Dan Brown. Jika kamu sudah pernah membaca novel tersebut, maka kamu udah bisa menebar arah cerita ini di 20 halaman pertama.
2. Deskripsi yang kasar (terlalu show) dan rapat. Hampir sepertiga isi buku hanya digunakan untuk menjelaskan siapa si tokoh secara langsung di awal. Saya - pembaca - tidak diberikan kesempatan untuk menerka bagaimana sosok tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita, karena, ya oleh penulisnya sudah dijelaskan secara gamblang di awal. Sangat membosankan.
3. Karakter, emosi serta konflik yang terlalu dipaksakan alias nanggung.
4. Alur yang sangat cepat namun tidak cukup kuat. Meski dalam cerita disebutkan bahwa si tokoh berpacu dengan waktu, namun perpindahan cerita dari 1 bab ke bab berikutnya tidak mulus. Miskin narasi.

Saya kecewa.

Sial.


1. First Impression

Saat awal ingin membaca buku ini, saya sudah menduga bahwa penulisnya menjadikan novel karya Dan Brown sebagai acuan utama. Ekspektasi saya lumayan tinggi terhadap novel ini. Perasaan saya berdebar menunggu kejutan seperti apa yang akan diberikan novel ini, dan bertanya-tanya apakah saya akan mendapatkan cerita dengan ketegangan serta tensi yang tinggi seperti saat membaca acuan utama novel ini. Namun saya kecewa. Ekspektasi yang tinggi seringkali menghancurkan.

2. How did you experience the book?

Bagian paling menarik dari buku ini hanyalah pada bagian awal, yaitu ketika penjelasan-penjelasan mengenai badan dan institusi negara seperti Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN), Badan Intelejen Negara  (BIN) yang selama ini jarang sekali dibahas dan segelintir saja orang yang tahu akan itu.

3. Character

Ada beberapa karakter yang terlibat dalam novel ini, namun secara garis besar saya dapat menyebutkan 3 karakter yang memainkan peran penting di novel ini:

a. Zen Wibowo: Tokoh utama di novel ini. Saya baru menyadari setelah selesai membaca novel ini yang saya baca skimming bahwa tokoh ini sangat too good to be true, terlalu sempurna: agen terbaik, tidak pernah gagal dalam misi, rupawan dan cerdas.

b. Brigjen Soedarmono : Kepala Lemsaneg (Lembaga Sandi Negara) yang menugaskann Zen Wibowo dalam misi

c. Sugiyono Aryokusumo: pengusaha gelap yang menginginkan rahasia negara yang sedang dicari oleh Zen Wibowo.

4. Plot

Plot dalam cerita ini sejatinya adalah Plot Maju yang diselipkan beberapa cerita mengenai penjelasan karakter dan keseharian masing-masing tokoh. Iya bener, karakter dan keseharian tokoh diceritakan secara gamblang dengan pola tokoh A seperti ini, bla..bla..bla..

5. POV

Novel ini menggunakan PoV 3 dengan mayoritas menceritakan tentang apa yang Zen Wibowo alami.

6. Main Idea / Theme

Seorang programer jenius yang merupakan karyawan Lamseneg membobol data rahasia. Dia memasukan data rahasia tersebut dalam bentuk chip yang dimasukkan ke dalam koin. Dalam pencariannya, programer itu ditemukan tewas, namun koin tersebut sudah berpindah tangan. Zen Wibowo, salah seorang agen mata-mata terbaik ditugaskan leh Lamseneg untuk menelusuri, mencari dan merebut kembali data rahasia tersebut. Dalam pencariannya Zenn Wibowo harus berpindah-pindah dan bergerak cepat untuk dapat menemukan koin yang sudah berpindah-pindah tangan.

7. Quotes

Saya nggak sempat menandai quotes di buku ini yang entah ada atau tidak karena membaca buku ini secara skimming.

8. Ending

Ending terlalu flat dan datar. Pada bagian epilog dibuat menggantung seolah cerita ini kemungkinan akan berlanjut. Tapi saya merasa sudah cukup untuk membaca sampai di buku ini saja kalau memang lanjutan buku ini akan diterbitkan.

9. Question

Apakah penulisnya tidak mencoba untuk menuliskan kisah ini dengan cara yang berbeda? Tidak hanya terpaku dan mengacu pada 1 novel semata?

Ayolah, ada begitu banyak kisah seperti ini namun kenapa hanya seperti mengacu pada novel karya Dan Brown semata?

10. Benefits

Berkat novel ini saya jadi tau bahwa ada institusi pendidikan negara seperti Sekolah Tinggi Intelijen Negara dan tahu mengenai Hollow Nickel Case. Selebihnya saya tidak mendapatkan apa pun dari novel ini.









Ditulis untuk  posting Baca Buku Bareng Reight Book Club bulan Maret 2016, tema Adventure.

4 komentar:

  1. Salam. MAs Danis. APakah MAs Danis editor freelance? Kalau iya, boleh kirim cp ke alamat berikut? trims

    BalasHapus
  2. Wah, aku jadi penasaran untuk baca bukunya...

    BalasHapus
  3. Hmm... mengangkat tema intelejen dan sandi negara termasuk jarang. tetap menarik utk dibaca meski dengan ekpektasi biasa

    BalasHapus