Terkutuklah mereka yang mengaku cinta namun diam
Mereka yang memandang dari balik bayang
Mereka yang kalah sebelum berperang
Mereka yang kalah sebelum berperang
Di kamar yang gelap, di sudut ruang yang dipenuhi oleh
ketiadaan selain sunyi
Rasa takut mencekik leher-leher mereka
Lidah mereka kelu melafalkan bait kata: aku kangen
Gegap dan ragu mengaku sedang merindu
Rasa takut mencekik leher-leher mereka
Lidah mereka kelu melafalkan bait kata: aku kangen
Gegap dan ragu mengaku sedang merindu
Terkutuklah mereka yang menuliskan puisi cinta dan
membacakannya di altar, tanpa pernah ada kekasih di hadapannya
Mereka yang berdusta dan mengaku setia pada kesepian
Mereka yang jemarinya lincah namun mulutnya bungkam
Mereka yang berdusta dan mengaku setia pada kesepian
Mereka yang jemarinya lincah namun mulutnya bungkam
Berlembar-lembar kesedihan mereka tuliskan
Surat-surat yang menanti dibaca namun menolak untuk dikirimkan
Barisan kata perihal rindu akan percakapan sederhana yang sudah lama tidak
Surat-surat yang menanti dibaca namun menolak untuk dikirimkan
Barisan kata perihal rindu akan percakapan sederhana yang sudah lama tidak
Terkutuklah kamu yang sudah menjadikan aku seperti mereka!
Jakarta, 26 Maret 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar