Kebebasan selalu layak untuk dirayakan. Maka selepas keluar
penjara, yang diinginkan ialah mengunjungi kedai kopi ini. Kebahagiaan akan
semakin lengkap bila dinikmati dengan secangkir kopi. Hanya di kedai kopi ini
ia bisa menikmati kopi terbaik yang disajikan dengan cara yang paling baik.
Aroma kopi menguar di penjuru ruangan. Lelaki itu tersenyum
seraya menghirup dalam-dalam. Setelah berbulan-bulan menghirup udara pengap
penjara, aroma kopi adalah penyelamat baginya. Lelaki itu mengacungkan jemari
memanggil pramusaji yang hilir mudik melintasi mejanya. “Berikan saya daftar
menu,” ucapnya pelan.
Sebelumnya ia tidak pernah membutuhkan daftar menu saat
mampir ke kedai kopi ini. Pesanannya selalu sama dari waktu ke waktu.
Setelah datar menu berada di genggamannya, ia melihat-lihat
deretan nama minuman kopi yang hampir sama. Nyaris tidak berubah, kecuali satu
hal. Menu favoritnya sudah dihapus sejak kali terakhir ia berada di kedai kopi
ini berbulan-bulan yang lalu. Sebelum sebuah kejadian mengantarkannya ke dalam
pengapnya hotel prodeo.
“Hai, apa kabar?” tanya seorang kakek tua bermata gelap
menyapa lelaki itu. “Lama tidak jumpa, ke mana saja?”
Lelaki itu tersenyum saat melihat siapa yang menyapanya. “Liburan,”
ucapnya singkat. Kakek tua itu tidak ada saat kejadian malam itu. Hal yang
membuatnya mendapatkan sebuah tiket liburan ke sel tahanan.
“Tumben memesan menu yang berbeda?” tanya kakek tua itu. “Ada
apa dengan secangkir kopi dengan tujuh tetes airmata peri kesukaanmu?”
“Peri sudah tidak ada,” ucapnyaa singkat.
“Ke mana?”
“Mati. Aku yang membunuhnya setengah tahun yang lalu.”
huwaaa... sadis. karena itulah dia dipenjara?
BalasHapusIya. Hehe :D
HapusWaduuuh. Apa sebab?
BalasHapusSebabnya....
Hapusada d bagian cerita yg lainnya. Hehe
Waduuuh. Apa sebab?
BalasHapusMembunuh. Masuk penjara. Setengah tahun kemudian bebas. Hebat! ;)
BalasHapus