Senin, 13 September 2010

Tak Ada Cinta di Atas Sepotong Chatting

Dihadapan sebuah layar monitor dan diatas sebuah keyboard jariku menari-nari mengetik semua percakapan yang sedang berlangsung melalui sebuah dunia maya. Ya, melalui sebuah dunia maya dan jejaring sosial aku bisa mengenalnya. Walau mata tak pernah bertatap langsung, telinga tak pernah mendengar suaranya, aku tetap bisa berkomunikasi dengannya.
Aku tersenyum senang saat bisa terus mengetik semua kata-kata percakapan dengannya, entah mengapa aku senang dan merasa sangat gembira bisa mengenal dia.

"hey apa kabar?" tanya ku dalam sebuah percakapan
"kabar baik, kamu sendiri apa kabar?" jawabnya...

kegiatan ini selalu berulang-ulang terus menerus dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
tak terasa telah 2 tahun aku mengenalnya, hampir setiap hari kuhabiskan waktuku didepan sebuah layar monitor kecil ini hanya untuk menunggu saat-saat aku bisa berbicara lewat kata-kata dengannya.
telah 2 tahun aku mengenalnya, kita telah berbagi cerita tentang diri kita, tentang apa yang kita suka, apa yang biasa kita lakukan sehari-hari, tentang apapun yang bisa kita ceritakan.

Telah 2 tahun sejak pertama kali aku mengenalnya melalui jejaring sosial, tanpa pernah aku bertemu dengannya tanpa pernah melihat sosoknya, tanpa pernah aku beranikan diri untuk mengajaknya bertemu.
aku merasa senang mengenalnya, merasa nyaman saat berbagi cerita dengannya, merasa begitu dekat ketika aku menuliskan semua kata untuknya.

telah 2 tahun aku mengenalnya, telah 2 tahun pula aku menutup diri dan perasaanku unutuk orang lain. Aku terbius, aku terlena dan aku percaya bahwa aku telah memilih dia dan dia pun akan menjadi kekasihku.

telah 2 tahun aku mengenalnya dan kini aku sadar bahwa ini semua hanya semu, ini semua hanya khayalanku. Seperti aku terbangun dari mimpiku, setelah 2 tahun aku sadar bahwa dia begitu jauh, dia tak ada, dan dia takkan pernah bisa kutemui. Aku tersadar tanpa pernah kusadari bahwa aku terlalu berharap, dia tak pernah inginkanku, semua pengharapan, waktu dan apapun yang kulakukan untuknya adalah sebuah kesia-siaan.

setelah semua waktu yang terbuang percuma, dalam hati ini timbul keyakinan bahwa memang tidak mungkin ada sebuah cinta yang tumbuh dari sebuah dunia maya. Bahwa tidak ada yang namanya cinta di atas sepotong chatting. Aku memang tidak menyesal telah mengenal dirinya, tapi aku sangat menyesali kesia-siaan yang aku perbuat dan aku sangat menyesal ketika harus kuakui aku telah benar-benar mencintai dirinya yang tak pernah benar-benar mencintaiku, kusesali mengapa dia yang tak nyata yang harus aku cintai.

3 komentar:

  1. aduh maap yah td aku udah smpet komen terus salah klik , malah jadi ke apus komennya --"

    ceritanya bagus deh... :)
    hmm,
    kalau aja si dia berani mengajak ketemuan pasti akan ada kisah cinta diatas sepotong chatting...
    kalau aja dia yakin kalau seseorang dibalik layar komputer adalah benar2 cintanya harusnya dia memperjuangkannya...
    kalau aja dia berani pasti besar kemungkinan kisahnya berubah dan memang ada cinta diatas sepotong chatting.. :)

    BalasHapus
  2. aku pernah ngalamin kisah kayak gitu tuh...
    tapi gak sampe 2 tahun sich, udah banyak hal yang aku rangkai bersama dia, walaupun sebenernya antara aku sama dia gak pernah ngungkapin perasaan masing2...
    Pernah sampe tukeran nomer handphone sich, tapi entah kenapa dia ngilang gitu aja. Ga pernah Ol lagi,nomernya gak pernah aktif, dia bener2 hilang bagai ditelan bumi, dan aku sama sekali gak pernah ketemu sama dia..
    Dan entah kenapa, ketika aku kehilangan dia, rasanya sakit banget...
    yang jelas, cerita di atas keren...
    :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waw, pernah ngalamin kejadian ini secara nyata yah?
      Semoga ga keulang yah. :D Makasi udah baca. :D

      Hapus