Dunia terlalu sempit. Berjuta-juta meter luas tempat yang ada di Bumi ini, namun terkadang selalu tercipta dimensi berbeda yang dihadapi. Dari beratus kemungkinan dan kesempatan yang ada, terkadang hanya perlu sebuah kebetulan yang membuat kita bertemu dengan orang yang tak terbayangkan untuk bertemu kembali.
Seperti yang aku alami. Beratus kilometer dari tempat kami pernah bertemu dan berkenalan. Berjuta jam yang terlewati, dan tanpa ada seutas tali kabar apapun yang mampir di telinga. Aku menemukan sosok itu berdiri dihadapan, yang tertinggal jauh dalam kenangan di masa lampau.
Baru saja kuketuk pintu kamar tempat aku dan sahabatku bermalam. Di sebuah kamar milik seorang pacar sahabatku, aku menemukan dia duduk tenang dengan sebuah novel dalam genggamannya. Sekilas ragu terlintas saat memandangnya, walau waktu telah bergeser jauh, namun parasnya tak jauh berbeda dengan saat terakhir kali bertemu. "Jerry?" ucapku tak percaya dengan penglihatanku. Mengira bahwa kedua mata ini mendustai kenyataan dan realitas dalam pandanganku.
"Eh? Hai Ren," ucapnya menjulurkan tangan kepadaku. Ditutupnya novel yang-sepertinya-baru dibaca setengah olehnya. "Apa kabar? Lo kenapa ada disini?"
Bodoh. Harusnya itu ucapanku. Kenapa kamu ada disini. Kenapa kamu bisa berada di kamar ini. Banyak pertanyaan yang menuntut jawaban yang tak kutahu. "Engg, gua kesini numpang doang. Soalnya ini kostannya si Firman, dan Firman itu pacarnya Gina, sahabat gua."
"Ooh lo berdua udah saling kenal yah?" Terdengar ucap Firman yang baru datang. Di tangannya terdapat nampan dengan beberapa gelas dan sebuah ketel air diatasnya. "Kenal dimana?"
"Ini, Fir. Si Anin ini temen gua di SMP, kita pernah sekelas selama dua tahun," ucap Firman menjelaskan.
Aku diam sejenak. Teman? Ya memang seperti itu sejak dulu Firman menganggapku. Tak kurang, tak lebih. Aku menghela nafas sejenak, lalu tersenyum kecil. "Iya, Firman temen SMP gua. Udah lama banget nggak ketemu, sejak lulus SMP dulu."
"Oh begitu, udah lama juga yah. Sekitar 6 tahun lalu yah." Firman berdecak pelan. "Dunia sempit yah. Lo sama-sama asal Jakarta, tapi baru ketemu lagi di Jogja." aku hanya tersenyum mengamini ucapan pacar sahabatku ini. Kualihkan arahku kepada Gina yang tersenyum setengah meledek kepadaku.
Ya benar, dunia terkadang terasa sangat sempit. Dan kamu membuktikannya lagi kepadaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar