Kamis, 02 Februari 2012

Garis Start

"Gua mau, sejauh apapun waktu berlari. Tapi kita akan tetap berjabat seerat ini," ucapku kepada dua sahabatku. Radiv menoleh ke arah Azgar. Lalu ke arahku. Radiv mengangguk kecil pertanda sepaham.

Azgar tersenyum kecil, diulurkan telapak tangannya kearahku dan Radiv, secara beruntun aku dan Radiv juga melakukan hal yang sama. "Setelah hari ini, setahun, dua tahun atau beberapa tahun lagi. Sejauh apa pun kaki kita melangkah. Gua harap kita tetap berpijak berdampingan." Azgar merapalkan kalimat harapan. Hampir serupa dengan yang kuucapkan.

Radiv berdeham pelan, dirinya menyiapkan kata-kata yang ingin diucapkan untuk melengkapi momen malam ini. "Kita adalah sahabat. Sekarang atau pun di masa yang akan datang," ucap Radiv pelan. Sifatnya yang cenderung pendiam membuat dirinya selalu berucap dengan suara pelan.

"HAAAHH!!" ucapku, Radiv dan Azgar serempak. Lengan terjuntai ke atas. Menghamburkan telapak-telapak tangan yang tadi bertumpuk. Memburaikan harapan-harapan kita bertiga ke udara. Aku menyeringai, Azgar terkekeh pelan, sementara Radiv hanya tersenyum kecil.

"Yaudah, kita lanjutin lagi yuk," ucap Azgar mengambil kertas-kertas contoh ujian yang berserak di atas kasur.

Aku membereskan dan memisahkan kertas soal mana saja yang sudah dijawab dan mana yang belum, sementara Radiv menadai nomor soal yang masih belum dapat dijawab.

Hari terselenggaranya ujian masuk perguruan tinggi tinggal beberapa minggu lagi. Berarti tinggal beberapa minggu pula kita akan menjejakkan harapan baru untuk menjemput jalan keinginan kita masing-masing. Melangkahkan kaki ke perguruan tinggi favorit masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar