Jumat, 21 Desember 2012

Pelukan yang Selalu Menemani Kesedihan

1)
Malam ini sorak sorai dunia terdengar sangat meriah
Meriuhkan sepi yang diam-diam menyusupi hati
Kesedihan, menyala terang dalam keramaian

2)
Malam ini, aku merasa begitu sedih
Seolah kesepian sedang memeluk batinku
Menularkan aura gelap yang tak mampu kulihat
Dan, airmata serta merta keluar tanpa aba-aba

3)
Sebuah sesal begitu terasa saat waktu sudah jauh berjalan
Saat masa lalu menjadi angan yang saat ingin diulang
Kemudian, kesedihan tercecap di bibir, terasa pekat pahit di lidah
Liur pun terasa serat untuk ditelan
Kesedihan, menjadi virus yang begitu melumpuhkan

4)
Ibu, apa kabarmu disana?
Aku rindu pada pelukanmu
Malam ini, kesedihan begitu terasa menyesakkan
Bolehkah aku inginkan pelukanmu lagi
Sejenak saja, agar aku dapat merebahkan kesedihanku

5)
Pelukmu adalah telaga penguras airmata
Kesedihan lesap dalam dekapmu
Aku rindu denganmu, Ibu
Aku rindu peluk hangat tubuhmu, yang sanggup cairkan kesedihan yang membekukan

6)
Malam ini, riuh lalu lalang orang di lintas maya membuatku ingin menangis
Airmata menjadi hal yang ingin kutumpahkan
Aku rindu kepadamu, Ibu
Aku rindu pelukanmu yang selalu menemani kesedihanku

7)
Segala aksara tak mampu menggambarkan kelembutan hatimu
Bahkan puisi kehilangan dayanya
Kamu adalah semestaku, yang selalu memelukku saat aku bersedih
Yang selalu mendongengkanku saat airmata masih mengalir ketika aku siap dengan baju tidurku
Dongengmu adalah mantera penenang tidurku
Dan pelukanmu, Ibu, hal yang selalu menemaniku saat larut dalam kesedihan

8)
Aku rindu kamu, Ibu
Semoga nanti, aku dapat memelukmu lagi, untuk rebahkan segala dukaku.

1 komentar:

  1. memang tidak ada yg bisa mengalahkan pelukan seorang ibu. nice poem. :)

    BalasHapus