Sabtu, 23 Februari 2013

Dusta

1)
Kau pernah berjanji, untuk berjalan beriringan bersama melewati waktu sampai tak ada yang tersisa
Kau pernah berjanji untuk meniti waktu bersama dengan genggaman tangan yang saling mengamit erat; takut terlepas dan terhempas

2)
Tapi, mengapa hati mengingkari?
Mengapa bibir berdusta, menelan kembali ucapan yang serupa duri dan menusuk kerongkongan; menuliskan jejak luka yang terasa amis di lidah

3)
Bagaimana kau lupa, padahal, ingatanku tak pernah berdusta
Kau, dengan janji yang awalnya benih, yang kemudian mati dan membusuk
Menguarkan aroma duka yang tak kunjung hilang
Wewangian yang tak pernah aku lupa
Janjimu memabukkan, bagai sekuntum mawar berduri yang tanpa sadar akan menorehkan luka di hati

4)
Bagaimana aku lupa
Tentang kata-kata perpisahan yang kau hunuskan kepadaku di malam ini; menusuk langsung ke jantung hati, dan aku mati
Sementara, kau masih menebar benih di hati yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar