Sabtu, 14 Januari 2012

"AKU CUMA MAUNYA KAMU, TITIK."

Senja meragu untuk tiba. Seolah menunggu kita untuk berbicara. Dalam diam, langit memperhatikan kita. Matahari pun tampak enggan turun dari singasananya.

Sudah pukul setengah lima sore. Berarti sudah hampir setengah jam kita saling berdiam diri. Kata-kata terkunci di kerongkongan. Hanya saling tatap yang sesekali dapat aku dan kamu lakukan.

Di taman ini, tempat biasa kita tertawa, duduk dan menunggu datangnya senja. Aku tidur terlentang dan menatap awan-awan yang berarak pelan. Tersirat tanda senja akan datang telat hari ini. Sedangkan dirimu masih tetap duduk, memangku dagumu di lutut seraya memain-mainkan rerumputan.

"Al, aku suka kamu," ucapku memecah keheningan yang melanda.

Tak ada perubahan emosi di wajah gadis manis itu. Sejak dulu Aliya memang orang dengan bakat poker face yang sempurna. Selalu berhasil menutupi ekspresi wajahnya.

"Al... Aliya, kamu denger kan. Aku suka kamu." Aku mengulangi kata-kataku.

Aliya mendongak. Tatapannya seperti biasa -datar, nyaris tanpa ekspresi. "Kenapa kamu suka sama aku? Aku kan aneh, temen-temen juga bilang kayak gitu. Orang juga bilang aku poker face dan ga peka," ujar Aliya merendahkan dirinya sendiri. "Dan juga, aku ga cantik, ga populer kayak kamu, Damar. Temenan sama kamu aja temen-temen yang lain kaget apalagi ka-"

Kukatupkan bibir mungil Aliya. "Ssstt, jangan biacara apa-apa lagi. Ini hidupku, dan aku yang jalanin. Aku ga peduli apa kata orang tentang kamu." Kutatap mata Aliya, dan kugenggam jemarinya.

Waktu seperti terhenti. Lebih tepatnya kita tak menyadari waktu terus berjalan.

"Ketika kamu tanya kenapa harus kamu, aku cuma bisa jawab. Karena hatiku. Karena hatiku berkata ; Aku cuma mau kamu, titik." Terasa lega di dalam dada, saat kukeluarkan semua isi hatiku dan kulihat senyum mengembang di wajahmu. Akhirnya senja pun tiba, sebagai pertanda dimulainya kisah selanjutnya.

2 komentar:

  1. wahh,, makin baguss nihh tulisan mu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hey. Aini :)
      lama ga bertukar kabar.
      haha :))
      alhamdulillah melalui proses belajar, tulisanku makin matang :D

      Hapus