Sabtu, 12 Januari 2013

Kenalan Yuk!

"Udah ikut gue aja. Daripada lo di rumah aja. Kalau jomblo tuh mesti sering-sering keluar, biar ga lumutan sendirian di rumah," ucap Sony kepadaku. Kudengar suaranya yang terdengar sangat antusias dari speaker Samsung Galaxy Mini milikku. Sudah beberapa menit berlalu, dan dia tak juga bosan berbicara. Sahabatku itu mengajakku untuk ikut menemaninya ke sebuah acara yang-tidak-kuingat nama acaranya apa.

"Aduh, gimana yah. Beneran, gua lagi males pergi-pergian. Lagian lo jalan sendiri aja. Manja banget minta ditemenin," ucapku menolak untuk kesekian kalinya. "Lagijuga lo tau kan, gue ga interest sama acara begituan. Apa? Acara launching novel? Gue baca novel juga kagak. Ini lagi diajak ngehadirin launchingnya. Mau ngapain gue disana?"

"Liatin aja cewek-cewek yang dateng kesana. Siapa tau ada yang lo suka! Buruan siap-siap. Sebentar lagi gue sampai di rumah lo."

"Lha? Emang acaranya kapan?"

"Hari ini, jam empat sore. Sekitar dua jam lagi."

"Damn!"

***

Acara launching buku ini dikunjungi banyak orang. Bertempat di sebuah mall terkenal di pusat kota, acara launching buku berlangsung meriah. Kata Sony, penulis buku ini adalah penulis senior dan cukup terkenal,  karyanya sudah banyak dan best seller.

Aku hanya menganggukkan kepalaku saja. Mencoba memahami dan meng-iya-kan ucapan sahabatku yang begitu mengagumi penulis tersebut. Bagiku, se-terkenal apapun, aku tetap tidak mengenalnya. Label terkenal hanyalah label popularitas yang disematkan dan diketahui oleh orang-orang yang ada di dunia yang sama. Sebab itulah aku tak mengenal siapa penulis terkenal itu.

"Eh, Pang, sini!" Terdengar suara Sony memanggilku agar mendekat ke arahnya.

"Ada apa?"

"Sini, gue kenalin ke teman-teman komunitas pecinta buku gua." ucapnya berbisik. "Siapa tau ada yang cocok."

Sebuah sikutan mendarat tepat di pinggangnya. "Sialan lo! Udahlah, males gue kalo kayak begini-beginian," ucapku-sok-menolak. Kulihat dihadapanku ada beberapa teman wanita Sony yang terlihat sedang berbisik-bisik. Cantik-cantik dan manis, sayangnya tidak ada yang dapat menarik perhatianku.

"Beneran nih?" tanya Sony kembali. Dia menaikkan sebelah alisnya. Seolah menantangku.

"Nggak," jawabku-sok-tegas.

"Oh yaudah kalau begitu."

"Eh, hai, Sony." Tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara seseorang memanggil Sony. "Sorry telat. Maklum macet. Lo daritadi? Sendirian?"

Aku menoleh ke arah sumber suara. Kulihat sosok wanita yang menjadi sumber suara itu. Seketika waktu terasa berjalan lambat.

"Hai, Rani. Iya nggak apa-apa. Nggak kok gue dateng sama..."

"Gue Irfan, biasa dipanggil Ipang." Aku menjulurkan tangan cepat ke arah wanita itu. Sekejap, dadaku berdebar.

Dia tersenyum. Memikat sekali.

Yah malah diem. Come on, whats your name, gerutuku dalam hati. Waktu benar-benar terasa berjalan lambat. Detik yang berlalu terasa begitu panjang. Aku tidak sabar ingin mendengar nama, dan berkenalan dengannya.

Wanita itu menjulurkan tangannya. Menjabat tanganku. Kulitnya terasa begitu halus di genggamanku. "Halo, gua Rani, salam kenal." Dia tersenyum lagi.

Sebuah sikutan sekarang mendarat di pinggangku. Sony tersenyum licik kepadaku.

2 komentar: