Senggurat jingga merekah di awan
Memburai indah di kelopak mata
Menguntai bahagia melalui pandang
Merekah senyum dalam keindahan
Kita berdiri di bawah pohon kenangan yang mulai merapuh
Menggenggam erat tangan yang mulai merenggang
Menatap senja yang terlihat kelam dari bola mata kita
Dalam diam, hati berontak ingin bersuara
Namun diam menjadi emas yang kita pilih
Dalam ragu, cinta terkikis oleh gamang
Membiaskan tiap jengkal rasa yang pernah terjaga
Aku menyebut cinta
Dan kamu menyebutnya sebagai rindu
Kini, dalam batas jarak, bahu kita tak lagi berpagutan
Cinta memudar termakan jarak yang menebal
Mengikis perlahan dalam diam.
Tak ada lagi wajahmu yang menari di hatiku
Yang memerah-jambukan dindingnya dengan warna cinta
Dan kini aku harus menyebutnya sebagai kenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar